Hi bro&sis, saya diberkati banget lewat ibadah hari Minggu kemarin. Ps. Brian cerita mengenai si Yusuf dan rencana Tuhan. Klik disini kalo mau nonton ya

Pernah berpikir ga sih, bacaan di Alkitab itu biasanya lebih singkat. Contohnya si Yusuf:

1. Yusuf dijual kakak-kakaknya.
2. Yusuf jadi budak
3. Yusuf dijebak istri potifar
4. Yusuf dipenjara
5. Yusuf bantu 2 tahanan lain
6. Yusuf dilupakan
7. Yusuf dipanggil menghadap raja
8. Yusuf jadi orang nomor 2 di Mesir

Kalo dirangkum, cuma butuh 8 poin aja. Tapi pernah mikir rentang waktu yang dihadapi Yusuf ga??? Alkitab ga menulis dengan detail lamanya Yusuf mengalami proses.

Semua hanya diceritakan dalam versi “long-story-short”.

Jadi apa poinnya?

Jangan berhenti berpegangan kepada janji Tuhan. Jangan menyerah dan JANGAN berhenti berbuat baik

Di CG online (komsel) kemarin kita sharing mengenai:

“Orang baik tidak akan berhenti berbuat baik”

Sekalipun orang-orang disekitarnya menyakiti seperti si juru roti yang berjanji untuk menolong Yusuf jika sudah bebas dari penjara nantinya. Tapi kenyataannya Yusuf dilupakan.

Tapi apakah Yusuf berhenti berbuat baik? Apakah Yusuf berhenti melihat sisi positif dari setiap orang?

Bro&sis, mudah sekali buat kita untuk melihat semua yang buruk dari orang lain.

Mungkin cara bicaranya jelek, mungkin kerohaniannya jelek, mungkin badannya bau, mungkin masakannya ga enak, mungkin sikapnya jelek…. Mudah untuk menilai kejelekan orang lain.

Tapi camkan ini: good people will only see the best in other people. Regardless seberapa buruknya orang itu, orang yang baik hanya menilai sisi baik dari setiap orang yang dia kenal.

Jadi, saya mau ajak setiap kita untuk melihat apa yang baik dan stop memperkatakan yang buruk mengenai orang lain.

Tunjukan kedewasaan rohani mu. Jangan biarkan keadaan membuat kita menjadi pribadi yang berhati dan berkebiasaan buruk.

Selain hal diatas, kita juga perlu untuk bertahan dengan janji Tuhan. Berpegang erat lewat iman dan pengharapan.

Ada “TAPI” nya nih bro&sis! Berharap kepada janji Tuhan itu bukan sebatas perkataan dimulut aja melainkan harus ada tindakannya lhoooo.

Pandemi ini banyak mengubah pola ibadah. Jaman dulu hari Minggu adalah harinya kita beribadah.

Minggu pagi kita udah rapih, wangi, ganteng dan cantik. Lalu kita dan keluarga berangkat ke gereja, kerumahnya Tuhan.

Tapi pada masa ini, ada ibadah onsite dan online. Hal ini tidak mengubah apapun. Tuhan akan tetap menyatakan rumahNYA dimanapun kita ibadah.

Yang luntur adalah sikap ibadah kita. Karena ada banyak yang beribadah online tapi ga sunggu-sungguh. Sambil ibadah, kita sambil nonton tiktok atau sambil mengerjakan hal lain. Esensi ibadahnya jadi berkurang.

Naaaah, bro&sis yang disayang Tuhan. Ayo kita kembalikan sikap kita:

1. Kita tetap perlu berakar, dengan cara beribadah dengan sungguh-sungguh. Karena ibadah hari Minggu tetaplah sumber dari keimanan kita.

Online ataupun onsite, keduanya sama-sama powerful. Yang penting adalah sikap kita saat beribadah. Yaitu sikap menghormati hadirat Tuhan.

2. Mezbah doa, saat teduh itu semua adalah ornamen penting dalam membangun kerohanian kita. Tapi hal itu BUKAN pengganti ibadah hari Minggu ya bro&sis. Itu adalah pelengkap, namun utamanya kita tetap beribadah.

Penutup:
Bro&sis ada yang merasa mulai kehilangan keyakinan ga kepada janji Tuhan? Merasa hidup ga mengalami perubahan? Kesusahan kita gitu-gitu aja?

Jika ada, itulah dampak sederhana ketika kita mulai kekeringan pada akar kita.

Yeremia 17:7-8 (TB)
(7) Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! (8) Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.

Berakar itu artinya tertanam. Tertanam bergereja dan bertumbuh. Semakin kita tertanam maka kita akan semakin hidup.

Namun jika akar kita jauh dari sumber air maka:

Matius 13:6 (TB)
(6) Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
Matius 13:21 (TB)
(21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad.

So bro&sis, Yusuf bisa bertahan dalam proses yang berat karena dia berakar kepada Tuhan. Pada masanya Yusuf tidak ada ibadah online ataupun onsite.

Tapi kemampuannya untuk berpegang kepada janji Tuhanlah yang membuatnya berakar sangat kuat.

Saya yakin jika pada masa Yusuf sudah ada gereja, maka Yusuf akan setia berakar sampai janji Tuhan digenapi dan tetap setia beribadah sampai akhir hidupnya.

Kita perlu BERAKAR agar bisa bangkit.

Happy Monday ya bro&sis!! God bless you. ❤️

Tinggalkan komentar